sejarah desaku
Sejarah Terjadinya
Desa
Bangsri
|
Setelah raden
Tumenggung Sostrodipuro menjabat Bupati magetan lebih kurang tahun 1790 -1825 , yang mengganti beliau menjadi bupati
magetan adalah raden mas aryo kertonegoro kurang lebih tahun 1837.
Sebelumnya beliau
menjabat menjadi bupati di mojokerto. Tugas beliau yang utama adalah
menentramkan daerah magetan yang pada waktu itu masih banyak kekacauan.
Pertikaian-pertikaian, insiden insiden perebutan wilayah, perampokan-perampokan
serta keresahan-keresahan lain yang tidak ada hentinya. Dan termasuk daerah
sekitar Kyai Darum II pun sangat resah. Dapat dikatakan siang dan malam hamper
selalu terjadi keributan-keributan yang mengganggu ketentraman masyarakat. Maka
beliau memerintahkan kyai yang terkenal yakni kyai Darum II untuk menumpas
penjahat-penjahat yang mengganggu ketentraman masyarakat magetan.
Kyai Darum II adalah
Kyai Nursadin, juga seorang kyai terkenal didaerah Durenan dan Nitikan. Akan
tetapi Kyai Darum II juga terkenal dikalangan orang muslim di sekitar Durenan
dan Nitikan. Maka oleh bupati magetan Radeb Mas Aryo Kertonegoro, Kyai Darum II
dianggap sebagai seorang kyai yang dapat mengatasi masalah di daerahnya.
Pada suatu hari Kyai
Darum II dipanggil oleh Kanjeng Bupati Magetan Raden Mas Arya Kertonegoro dan
diperintahkan untuk menumpas gerombolan penjahat yang meresahkan
pengikut-pengikutnya dan santri-santri yang ada untuk menumpas gerombolan
penjahat yang meresahkan masyarakat. Dengan daya upaya yang maksimal, Kyai
Darum II berhasil menumpas gerombolan-gerombolan penjahat tersebut. Dan amanlah
daerahnya sendiri dan daerah-daerah lain di sekitarnya. Melihat keberhasilan
Kyai Darum II ini, kanjeng Raden Mas Aryo Kertonegoro sangat gembira.
Setelah tugas di
embannya berhasil dengan baik, maka Kyai Darum II kembali ke Durenan dengab
naik kuda. Dalam perjalanannya pulang, Kyai Darum II istirahat sebentar untuk
memberi makan dan minum kudanya yang kelihatan payah, lapar dan haus. Air untuk
campuran makanan kuda itu diambilkan dari sebuang kolam (BLUMBANG) yang tidak
jauh dari tempat mereka beristirahat. Situasi disekeliling kolam itu sangat
indah dan asri. Airnya sangat jernih menyenangkan. Kalau demikian kawasan ini
saya namakan “BANGSRI” yaitu dari kata BLUMBANG dan ASRI. Akhirnya menjadi nama
Desa BANGSRI sampai sekarang.
Dari tempat istirahat
itu Kyai Darum II meneruskan perjalanan keliling daerah itu dan juga menjumpai
sumber (Blumbang) yang suasananyapun indah, asri dan menarik membuat Kyai Darum
II terpesona dan berlama-lama di tempat daerah itu. Bukan Kyai Darum II saja
yang tertarik dengan tempat-tempat yang sejuk itu. Tetapi banyak orang yang
krasan berada di situ. Kyai Darum II sekali lagi berkata : kalau demikian
tepatlah saya memberi nama daerah ini :BANGSRI.
Kolam atau
blumbang-blumbang di jumopai Kyai Darum II adalah :
Kolam atau blumbang Sumber beji
Kolam atau blumbang Sumberbelo
Kolam atau blumbang Ancar Gondang
Kolam atau blumbang Setretes
Blumbang Ancar Gondang
dan Setretes ini ada tempat semavam pancuran, sedangkan blumbang sumberbeji
sekarang tinggal bekasnya saja
Menurut penuturan
saudara Kasan Besari sesepuh desa Bangsri sebagai Nara Sumber bahwa air
dikolam-kolam
Desa Bangsri rasanya
enak sekali, mempunyai truntum manis yang tidak dipunyai oleh air dikolam-kolam
lain. Kolam-kolam itu dahulu diangkat oleh warga setempat sebagi PUNDHEN desa
karena diyakini bahwa tempat tempat itu mempunyai kekuatan gaib. Namun
keyakinan itu semakin lama semakin luntur bahkan sekarang sudah tidak dilakukan
upacara tradisi bersih desa sesakral dahulu. Tetapi warga desa Bangsri sendiri
masih demikian teguh mengangkat dan mengembangkan peninggalan-peninggalan nenek
moyangnya.
Batasan batasan Desa
Bangsri :
Sebelah Timur : Desa Selopanggung
Sebelah Barat : Desa Nitikan
Sebelah Selatan : Desa Randugedhe dan Desa
Sumber Agung
Sebelah Utara : Desa Sambirobyong dan Desa
Ringinagung
Desa Bangsri terdiri
dari
Dukuh Bangsri
Dukuh Dadapan
Dukuh Bibis
Dukuhn Dawung
Komentar
Posting Komentar